Pemulihan Industri Pariwisata Menggunakan Teknologi Digital

 Pemulihan Industri Pariwisata Menggunakan Teknologi Digital




QLUE, pemasok ekosistem kota pintar paling lengkap di Indonesia siap berkontribusi pada dimulainya kembali industri pariwisata nasional. Sebagai salah satu sektor dengan dampak terbanyak, kebangkitan sektor pariwisata adalah salah satu prioritas karena memiliki saluran industri yang panjang. Dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemain Pariwisata Indonesia (ASPPI), Qlue siap untuk mendorong pemulihan industri pariwisata berkat penggunaan teknologi digital.

Presiden Qlue, Maya Arvini, mengatakan bahwa faktor keamanan dan keamanan sekarang menjadi tujuan utama wisatawan untuk bepergian untuk bepergian. Ini sesuai dengan situasi Indonesia yang belum sepenuhnya aman dari penyebaran virus COVVI-19. Oleh karena itu, penggunaan teknologi adalah aspek penting untuk meningkatkan kepercayaan orang yang ingin bepergian. Untuk pemain di industri pariwisata itu sendiri, kata Maya, teknologi juga memainkan peran penting dalam mengaktifkan kembali peregangan bisnis untuk mendapatkan kepercayaan orang yang sekarang mulai menargetkan daerah dengan tempat -tempat wisata. 

Teknologi akan memberikan rasa aman yang lebih baik bagi wisatawan karena dapat mencapai aspek operasional yang lebih luas tetapi akan tetap efektif dalam hal pengeluaran. "Daerah wisata sekarang semakin padat dan sekali lagi peregangan dan penggunaan teknologi memungkinkan untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan, satu dengan orang -orang yang menghitung dan teknologi penghitungan kendaraan. Dengan teknologi, deteksi akan lebih cepat yang memungkinkan para pemangku kepentingan untuk menjadi pemangku kepentingan untuk menjadi pemangku kepentingan untuk menjadi pemangku kepentingan untuk kepentingan untuk kepentingan untuk kepentingan untuk menjadi pemangku kepentingan untuk kepentingan untuk kepentingan untuk menjadi pemangku kepentingan Menanggapi situasi dengan lebih baik dan lebih khusus,

 "kata Maya. Berdasarkan data Departemen Perserikatan Bangsa -Bangsa untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, data demografis pariwisata dunia saat ini didominasi oleh kelas milenium dalam kelompok usia 18 hingga 34, atau sekitar 51% dari total potensi wisatawan di dunia. Segmen ini adalah turis yang tahu betul penggunaan teknologi yang akan dikaitkan dengan aspek digital sehingga sangat mempengaruhi tujuan wisata. Di Indonesia saja, 82 juta orang termasuk dalam kategori turis milenium ini.

 Dalam diskusi publik yang berjudul Qluetalk Road ke Indonesia Smart Nation: Reaktivasi industri pariwisata dengan penggunaan teknologi Indonesia pada hari Selasa (11/30), Kemenparekraf mencatat selama Pandemi Covi-19 pandemi terjadi. Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf, Diah Undah, mengatakan bahwa perubahan perilaku ini dalam bentuk tren dalam bentuk tur dengan kelompok yang lebih kecil. Periode liburan yang lebih lama tetapi frekuensi lebih sedikit. Lokasi lebih dekat ke kediaman dan memperhitungkan penerapan protokol kesehatan di tempat -tempat wisata. Perubahan perilaku berarti bahwa pemerintah mendorong pemain bisnis untuk beradaptasi lebih banyak sehingga mereka dapat lebih efektif dalam mengelola bisnis. Cara yang efektif untuk mempercayai publik dengan penggunaan teknologi informasi. Dipercayai bahwa penggunaan teknologi meningkatkan preferensi wisata serta ketertarikannya sendiri.


"Kemenparekraf mendorong semua aspek pariwisata untuk dilengkapi dengan teknologi informasi, seperti pembayaran digital dan pariwisata digital yang menggunakan teknologi realitas virtual atau tur virtual. Kuncinya adalah adaptasi, inovasi dan kolaborasi. Penggunaan teknologi digital adalah hal yang tidak dapat dipisahkan Aspek asparable, "kata Diah. Presiden ASPPI, Asppi, menambahkan Agus Pahlevi, meningkatkan metode kerja kolaboratif untuk digital lebih lanjut selain penting dalam pengembangan industri pariwisata Indonesia di era normal baru ini.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembangkan desa wisata di era digital

Danau Kelimutu Pesona Keindahan Dan Hal Unik Lainnya

Pentingnya membangun ekosistem wisata digital di Era Industri 4.0